Oleh: Ev.
Hermanto Karokaro, S.Th. MA
Menurut sebuah
penelitian, binatang yang paling malas di dunia adalah “koala” binatang khas dari Australia. Si koala ini mempunyai
karakter malas, sehingga dia dikenal sebagai binatang pemalas. Konon katanya, dia
tidur 22 jam dalam sehari, untuk makan pun dia malas. Satu-satunya kegiatan
yang membuat dia banyak bergerak hanya pada saat musim kawin. Koala sudah
dikenal sebagai binatang yang berkarakter pemalas, dan sampai selamanya dia akan
tetap pemalas, karena dari nenek moyangnya memang sudah begitu.
Sangat banyak
karakter negatif bisa kita kenal pada manusia. Ada karakter pemalas, karakter
tukang ngaret, karakter defensif, karakter pembohong, karakter pembual, karakter penakut, karakter manipulatif dan
beribu-ribu karakter lainnya. Kita
mungkin pernah mendengar seseorang berkata, “ dia memang sudah begitu karakternya, sudah dari
sananya, enggak mungkin bisa
berubah”. Saya teringat dengan seorang teman, kalau ketemu selalu mengeluh, seingat
saya tidak ada kata-kata positif saya
dengar dari mulutnya. Dan ketika saya
bertemu setelah sekian lama berpisah, saya berpikir sudah berubah, e.. ternyata
sama saja, mengeluh dan mengeluh
lagi. Pertanyaannya, mungkin kah teman saya ini bisa berubah ? Mungkinkah karakter-karakter buruk seseorang bisa berubah. Jawabannya adalah
BISA. Kalau memang bisa mengapa sampai saat ini dia
masih seperti itu ? Saya tidak setuju
kalau teman saya ini disamakan dengan si
koala. Karena koala adalah ciptaan Tuhan
yang tidak memiliki akal budi, sementara teman saya ini adalah ciptaan Tuhan
yang paling mulia, punya akal budi, perasaan, dan saya percaya dia bisa berubah.
Dalam
ilmu psikologi khususnya psikologi
kepribadian, mengartikan Karakter adalah, salah satu bagian dari
kepribadian yang terbentuk oleh karena
faktor lingkungan dan dapat berubah, serta bisa di kategorikan baik atau buruk.
Beda dengan tempramen, yang dibawa sejak lahir dan sifatnya menetap dan tidak
bisa dikategorikan baik buruk karena netral..
Karakter bisa berubah dan memang
harus berubah, apa lagi karakternya
negatif, harus berubah dong.
Kalau tempramen tidak perlu
diubah dan memang tidak bisa berubah, karena Tuhan sudah menetapkan seperti
itu. Bisa dibayangkan kalau tempramen
manusia semua sama, sama-sama kholerik atau sama-sama melankolis. Contoh Rasul Petrus (seorang yg
kholerik) dan Rasul Yohanes (seorang
melankolis). Mereka dari segi tempramen
tidak berubah walau mereka sudah menjadi rasul, tetapi yang berubah adalah
karakter mereka. Dulu Petrus seorang penakut, setelah jadi rasul menjadi
seorang pembrani. Dulu Yohanes seorang yang sangat egois setelah bertemu
Tuhan mau berbagi dan peduli orang lain.
Karakter seseorang biasanya terbentuk lewat proses yang panjang dan
sedikit demi sedikit. Jika karakter itu sudah sedemikian berkarat,
sejak kecil sudah dibiaskan
berbohong, mungkinkah bisa
berubah jadi karakter jujur. Maka jawabannya
adalah pasti bisa. Memang tidak semudah
kita membalikkan tangan atau seperti makan cabe langsung terasa pedasnya. Dibutuhkan usaha dan kerja keras. Apa yang harus kita lakukan ??? akan dibahas pada segmen berikutnya….
Untuk
merubah karakter memang tidak mudah,
karena terbentuknya pun melewati proses yang panjang. Contoh, orang yang terbiasa bohong agak sulit jika disuruh tiba-tiba jadi
jujur, atau orang yang sudah terbiasa datang terlambat (jam ngaret) tidak bisa tiba-tiba tepat waktu. Karena itu ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan dan dilakukan untuk menuju ke sebuah perubahan:
1. Sadar bahwa ada karakter yg perlu dirubah.
Tanpa kesadaran
orang tidak mungkin berubah. supaya timbul kesadaran diri maka Firman Tuhanlah
yang menjadi cermin. Firman Tuhanlah
yang menjadi standart karakter ideal. Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah
dan yang sempurna.
2. Memiliki
tekad/keinginan pribadi untuk
berubah
Sadar saja tidak
cukup, harus dilanjutkan dengan keinginan untuk berubah. banyak orang karakternya tidak berubah,
padahal dia sadar bahwa ada yang harus dirubah dalam dirinya, tetapi dia tidak
mau, tidak ada keinginan. Mungkin dia berkata, Tuhan Yesus saja tidak berubah.
mengapa saya harus berubah. berubah tidaknya seseorang sangat ditentukan oleh
seberapa besar keinginannya. Jika keinginannya kuat maka karakternya bisa
berubah.
3.
Minta
kekuatan dari Tuhan
sadar dan ingin
berubah terkadang tetap saja tidak membuat seseorang berubah. saya teringat dengan seorang pemuda yang
pernah konseling ke saya. Dia berkata bahwa mau berubah dari karakter “pemarah”
tetapi dia tetap jadi pemarah. Maka
langkah selanjutnya adalah kita harus
bermitra dengan Tuhan, minta kekuatan dari Tuhan, bukankah Roh Kudus selalu
siap membantu kita untuk berubah. Roma 8 :26 Demikian juga Roh membantu kita dalam
kelemahan kita;
4.
Lakukan
terus menerus
Karena karakter itu terbentuknya lama dan
sedikit demi sedikit maka perlu ketekunan melakukannya. Tantangan pasti ada,
tetapi teruslah lakukan sampai akhirnya
hal itu menjadi karakter. REPOH
: Repetisi : Easy :
Pleasure : Often : Habit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar