JABATAN bukan KEKUASAAN
Oleh
: Ev. Hermanto Karokaro, MA
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh
orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di
Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah,
sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
Matius 2:16
Apa
yang ada dalam bayangan kita, ketika melihat seorang bayi yang masih lemah
dibantai secara brutal oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab. Sedih,
takut, dan marah adalah sikap yang
mungkin mucul dari diri kita. Kejadian
seperti ini bukanlah hayalan belaka tetapi pernah terjadi sekitar 2000 tahun
lalu pada masa awal kelahiran Yesus di
tanah palestina, tepatnya di kota Bethlehem dan sekitarnya. Pembunuhan bayi secara besar-besaran
dilakukan oleh tentara-tentara Romawi atas suruhan raja Herodes. Raja Herodes menjadi marah karena merasa di
bohongi oleh orang-orang majus. Tetapi
sesungguhnya bila ditelusuri lebih dalam, raja Herodes menjadi marah dan
bersikap brutal karena merasa terancam dengan posisinya sebagai raja yang
berkuasa atas kelahiran Yesus sebagai Mesias (yang diurapi). Atas nama harga diri dan kekuasaan raja
Herodes menjadi sangat brutal dan hati nuraninya menjadi padam.
Raja
Herodes memang sudah berlau 2000 tahun yang lalu. Tetapi bila kita melihat ke
kehidupan masa kini, semangat raja Herodes itu ternyata masih ada. Banyak
pemimpin-pemimpin secara sadar atau tidak mengulangi perbuatan raja Herodes walaupun mungkin dalam
bentuk yang berbeda. Tidak jarang demi kekuasaan orang rela melakukan apa saja,
bahkan sekalipun harus menghilangkan nyawa orang lain. Terkadang saya tertawa
sendiri melihat perilaku-prilaku pemburu kekuasaan yang saling berjuang
dipertontonkan oleh media. Dahulu mereka berteman bahkan sangat kompak ibarat
surat dan perangko, tetapi hari ini demi
kekuasaan mereka saling menyerang ibarat kucing dan anjing.
Jika
seseorang memandang jabatan hanya sebagai alat untuk menguasai, maka tidak
heran perilakunya akan menjadi liar dan merugikan banyak orang. Situasi
organisasi atau Negara yang dia pimpin akan kacau dan sangat mudah terpecah.
Sangat disayangkan, jika kasus seperti ini juga terjadi dalam lingkup lembaga
atau atau organisasi Kristen. Karena
sesungguhnya Yesus sangat tegas dan lugas menjelaskan arti seorang pemipin memandang
jabatan. Jabatan harus dipandang sebagai
sebuah tanggung jawab untuk kepentingan dan kebaikan orang banyak. Bukan alat
untuk memuaskan diri sendiri atau kelompok.