Rabu, 24 April 2013

MENGAMPUNI ITU INDAH


Hermanto Karokaro, MA


Saya teringat ketika mengunjungi seorang  ibu  yang sedang sakit di salah satu rumah sakit di Jakarta beberapa waktu yang lalu.  Salah seorang anak ibu tersebut meminta saya agar dilakukan perjamuan kudus. Ketika perjamuan  kudus hendak dilakukan, saya meminta agar si ibu berdoa dan memeriksa hati serta mengampuni jika ada orang yang menyakiti.  Sesat si ibu menatap saya sementara roti perjamuan sudah di tangannya. Kemudian si ibu pun berkata, saya tidak bisa, hati saya sangat sakit, terlalu jahat apa yang diperbuatnya.  Akhirnya perjamuan kudus pun ditunda.  Saya membiarkan  si ibu terdiam dalam perenungannya,  sambil mencoba masuk kedalam perasaannya. Dengan perlahan saya ajak bicara dan menggali apa yang dirasakannya. Membiarkan  si ibu   menceritakan rasa sakitnya.  Setelah hampir satu jam si ibu kelihatan mulai lega dan seperti sudah diatur Tuhan.  Beberapa menit setelah itu  orang yang menyakiti si ibu  tersebut datang dan saat itu terjadi  rekonsiliasi (saling memafkan). 

Mengampuni   harus sampai di hati.  Banyak orang katanya sudah mengampuni, tetapi tidak sampai di hati.  Tanda mengampuni sampai di hati  bukan berarti kita melupakan peristiwa  yang pernah terjadi, karena hal itu sudah sampai di memori alam bawah sadar kita.  Tetapi walau kejadian itu masih kita ingat, namun tidak lagi menyakiti.  Ibarat ular gigitanya sudah tidak berbisa. 

Mengampuni memang  tidak mudah, apa lagi tingkat kesalahannya sangat melukai hati, dan orang yang melakukannya  sangat kita cintai pula.  Dalam sebuah percakapan antara murid-murid dan Tuhan Yesus,  Petrus memunculkan sebuah pertanyaan tentang berapa kali seseorang harus mengampuni. Petrus berpikir 7 kali adalah batas maksimal  mengampuni, karena pada zaman itu di masyarakat tidak ada ajaran tentang mengampuni, yang ada adalah hukum saling membalas.  Yesus menjawab bahwa batas mengampuni itu bukan 7 kali, tetapi 7 kali 70 kali. Artinya, mengampuni itu tidak ada batasnya.  Kita selalu memberi kesempatan kepada orang lain untuk berubah.  Mungkin kita berkata, saya sih mau mengampuni tetapi saya tidak sanggup. Ada banyak orang masuk dalam kategori seperti ini. Ingin dan mau mengampuni  tetapi tidak sanggup. Dalam hal mengampuni memang kita membutuhkan kekuatan dan sumber kekuatan kita adalah Tuhan.  Jika Tuhan menyuruh kita mengampuni maka Dia juga bersedia menolong kita. Karena itu jika saat ini ada orang yang belum bisa saudara ampuni, maka mintalah kepada Tuhan kekuatan,  Dia pasti akan menyanggupkan. 

Selamat Mengampuni.


MEMBANGUN BANGUNAN ALLAH Ev. Hermanto Karokaro 1 Korintus 3:10-23 Dalam renungan sebelumnya kita telah belajar bahwa setiap orang p...