Kamis, 02 Juni 2011

PRINSIP PERNIKAHAN KRISTEN (BAG 2)


Pernikahan dalam pandangan Kristen bukanlah sekedar keinginan manusia. Tetapi pernikahan  dalam pandangan Kristen adalah sebuah kehendak Tuhan. Dalam perjanjian Lama, Pernikahan merupakan lembaga pertama yang didirikan oleh Tuhan. Tuhanlah yang merancang pernikahan, Tuhanlah yang mempersatukan Adam dan Hawa sebagai satu keluarga.  Mengutip  pendapat  John Stoot, “ Perkawinan bukanlah temuan manusia. Ajaran Krsiten tentang topik ini diawali dengan penegasan penuh kegembiraan bahwa perkawinan adalah gagasan Allah, bukan gagasan manusia… Perkawinan sudah ditetapkan Allah pada masa sebelum manusia jatuh kedalam dosa.  Hal yang sama dalam Perjanjian Baru, Yesus dan Paulus memandang pernikahan adalah sebuah lembaga yang sangat penting. Ketika pernikahan di kota Kana Yesus melakukan muzijat pertama walaupun waktunya belum tiba toh akhirnya Yesus melakukan juga karena Yesus memandang pernikahan adalah sesuatu yang sangat penting. 

Pernikahan Krsiten merupakan sebuah perjanjian (covenant). Perjanjian bukan sekedar janji antara manusia yang sering berubah. Janji dalam sebuah pernikahan melibatkan Allah, artinya suatu janji yang tidak bisa dibatalkan dan merupakan ikatan seumur hidup. Itu sebabnya dalam pernikahan  Kristen pasangan yang menikah harus melibatkan Tuhan bahkan menjadikannya sebagai kepala sehingga komunikasi dalam keluarga bukan hanya dialog tetapi menjadi trialog.   Jika dalam keluarga Allah dijadikan kepala maka Allah akan terus melakukan intervensi sehingga pasangan-pasangan yang menikah terus bertahan dalam satu keluarga yang utuh sekalipun dalam perjalanannya menghadapi banyak tantangan. Tetapi sebaliknya jika Pernikahan hanya dipandang sebagai keinginan manusia semata maka ikatan pernikahan sangat rapuh dan mudah putus. Itulah yang terjadi dengan  pernikahan pada abad modern ini, terlebih pasangan para selebritis. Dulu waktu menikah ditanya mengapa menikah jawabnya sangat ilahi, atas kehendak Tuhan. Tapi  setelah menikah mengalami masalah lalu bercerai, kemudian ditanya mengapa bercerai jawabannya kembali sangat ilahi, sudah kehendak Tuhan. Benarkah atas kehendak Tuhan bercerai, tentu tidak.   Atau mungkin pernikahan dipandang sebagai sebuah  janji ilahi tetapi jika dalam perjalanan rumah tangga tidak melibatkan Tuhan maka dapat dipastikan pernikahan itu menjadi sesuatu yang hambar dan bukan tidak mungkin suatu saat akan kandas ditengah jalan. Maka dari itu pernikah Krsiten bukanlah sekedar janji manusia tetapi sebuah jani ilahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMBANGUN BANGUNAN ALLAH Ev. Hermanto Karokaro 1 Korintus 3:10-23 Dalam renungan sebelumnya kita telah belajar bahwa setiap orang p...