Senin, 30 Mei 2011

MENABUR DAN MENUAI


Sebelum kita menuai sesuatu tentu harus diawali dengan menabur terlebih dahulu. Tidak ada orang yang menuai tanpa menabur dan kalaupun itu busa terjadi maka namanya bukan menuai tetapi menemukan atau mencuri. Menabur memang suatu pekerjaan yang melelahkan karena biasanya sebelum menabur diawali dengan mencangkul, menggemburkan tanah dan mencari bibit yang akan di tabur. Semua itu tentu membutuhkan tenaga bahkan dana termasuk doa.

Dalam hal menabur dan menuai ada beberapa jenis orang; pertama, ada orang  ingin menuai  hasil yang  baik  tetapi menaburnya hal yang jahat. Kedua, ada   orang  menabur hal yang baik tetapi tidak sabar menunggu masa menuai. Ketiga, ada orang  menabur dengan sungguh-sungguh hal yang baik dan sabar menanti masa menuai.

Segala sesuatu yang kita tabur suatu saat pasti akan kita tuai. Tetapi yang perlu kita renungkan adalah bibit apa yang sering kita tabur ?  jika kita menabur kebaikan maka kita akan menuai kebaikan pula, jika kita menabur kasih maka kita akan menuai kasih. Sebaliknya jika kita menabur kebencian maka kita akan menuai kebencian, jika kita menabur kebohongan kita akan menuai kebohongan. Sekarang pilihan ada pada kita.  Banyak ayah atau sebagian ayah menabur kebohongan dalam keluarga, di rumah berlaku setia jujur pada hal di belakang punya wanita lain. Jangan heran benih yang di tanam suatu saat pasti akan berbuah dan akan menuai. Jangan heran jika suatu saat si ayah akan menangis karena anak wanitanya dibohongi oleh pria lain. Atau jangan heran jika suatu saat anak laki-lakinya pun akan berprilaku sama atau bahkan lebih buruk.   Tuhan sudah menentukan hukam alam seperti itu. Artinya jika kita tidak ingin menuai yang buruk maka tabur lah yang baik.

Tuhan pasti mengampuni setiap perbuatan kita yang jahat, tetapi masalahnya hukuman atas kejahatan kita tetap harus di jalani. Karena itu mulai hari ini berhentilah menabur yang jahat. Jika sekarang kita sedang menuai buah dari semua perbuatan kita yang jahat, belajarlah sabar dan tuailah dengan hati yang kuat. Sambil menuai  buah yang jahat kita belajar menabur yang baik. Sehingga saatnya buah yang jahat akan habis tertuai dan kita siap menuai buah dari kebaikan yang kita tabur.  

Akhirnya, selamat menabur dan selamat menuai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMBANGUN BANGUNAN ALLAH Ev. Hermanto Karokaro 1 Korintus 3:10-23 Dalam renungan sebelumnya kita telah belajar bahwa setiap orang p...