Sabtu, 14 Maret 2009

JANGAN PUTUS ASA !!!


Awal bulan Pebruari 2009 yang lalu sebuah stasiun tv menayangkan berita mengenai seorang gadis yang hendak bunuh diri. Si gadis nekad lompat dari sebuah gedung lantai enam. Namun masih untung seperti orang indonesia sering katakan karena ternyata sigadis tidak jadi mati berkat kesigapan para penolong. Pertanyaannya adalah, mengapa si gadis melakukan tindakan senekad itu ? Menurut laporan dari berbagai media masa yang meliput, sigadis melakukan tindakan tersebut karena di tekan oleh dua masalah, pertama diputus sama pacar, kedua kehilangan uang di kasir tempat sigadis bekerja. Dua masalah yang menekan membuat sigadis putus asa alias putus harap dan kehilangan akal sehat. Kalau seseorang sudah kehilangan harap ibarat sebuah rumah tanpa tiang, cepat atau lambat rumah itu akan ambruk.



1 komentar:

  1. Shalom Bapak Hermanto, perkenalkan saya Chris, saya memiliki pergumulan, tahun 2006 saya menikah dengan seorang wanita, waktu itu awalnya kami bersahabat dan menurut saya saat itu kami saling mencintai walaupun dia dihamili orang lain, saya ajak dia untuk diinjili dan konseling, akhirnya dia terima Yesus dan dibabtis, kami memutuskan menikah di gereja dan diteguhkan tahun 2006 akhir, dan pada tahun 2007 awal kami menikah di catatan sipil, tidak lama kemudian kami memiliki persoalan ekonomi, seluruh keluarganya mendesak saya untuk segera mencari pekerjaan karena pada saat kami menikah saya keluar dari pekerjaan untuk mengurus pernikahan kami, karena jaraknya jauh jadi mengorbankan waktu, dia pun mengatakan "masa dikasi cinta aja", baiklah, kemudian saya pamit kepada dia dan kedua orang tuanya untuk mencari pekerjaan, tetapi lama sekali tidak mendapatkan pekerjaan hampir satu tahun, sampai anak yang dikandungnya lahir, tetapi saya tidak bisa kesana karena sakit dan ayah saya meninggal, tetapi tidak satu pun keluarganya yang datang, akhirnya beberapa bulan setelah anaknya lahir saya mendapat kabar bahwa dia tidak di rumah, menurut ibunya di ke Jakarta bersama temannya, dari situ saya shock dan stress, kenapa malah dalam kondisi seperti ini malah dia tidak berpamitan atau menemui saya, lama kemudian saya mendapat pekerjaan di Bali dan sampai sekarang kami sudah 8 tahun tidak bertemu, saya kehilangan kontak, keluarganya kalau ditanya juga jawabannya serba tidak tahu. Kemudian tahun 2013 saya bertemu dengan seorang janda beranak 1, kami tidak seiman, saya pikir apakah saya harus hidup bersama dengan wanita ini, akhirnya saya disarankan beberapa orang untuk mengurus surat cerai dari istri saya yang entah dimana sekarang, tapi sampai sekarang belum pernah saya menggugat cerai karena saya kasi kesempatan dari tahun 2007 sampai 2013 dan terbentur soal biaya, saya masih menunggu jawaban dari Tuhan apakah dia datang kembali atau tidak. Kemudian saya semakin lama semakin kesepian dan akhirnya memutuskan untuk menikah dengan seorang wanita janda beranak 1 tadi, tetapi kami menikah siri karena waktu itu dia belum mengenal Tuhan dan dengan alasan keluarganya biar gampang dan cepat maka menikah siri dulu saja, saya sempat terbeban dengan status pernikahan ini apalagi cara ini bukanlah cara yang saya inginkan dan jauh dari Tuhan. Tetapi saya berpikir setidaknya nanti pelan-pelan saya perkenalkan Tuhan kepada istri saya yang sekarang ini, dan kami memutuskan tinggal di Bali dan saya tetap minta ampun kepada Tuhan karena telah melakukan kesalahan-kesalahan, saya memperkenalkan Tuhan kepada istri saya yang sekarang, dia sempat percaya, sempat juga mundur dari Tuhan, kadang kerohanian kami menjadi pertengkaran diantara kami, tetapi saya tetap mengandalkan Tuhan, sering juga istri saya yang sekarang ini mengatakan ingin berpisah jika saya terkesan terlalu mengenalkan Tuhan kepadanya, anaknya juga masih disuruh menjalankan agama dari istri saya yang sekarang ini. Tetapi dalam seminggu saya semakin giat berdoa dan bergumul agare Tuhan menjamah istri saya dan bertobat, saya rindu kami hidup bersama di dalam Tuhan dan diselamatkan. Dan saya saat ini masih bergumul pekerjaan yang setelah datang kembali ke Bali karena saya sempat ke Maldives untuk bekerja disana. Pertanyaan saya, dari semua yang saya alami dan dapatkan, apa yang harus saya lakukan? bagaimana menjalani semua ini? bagaimana untuk membereskan dari pernikahan saya yang pertama? dan apa yang saya/kami harus lakukan atas pernikahan siri yang sekarang ini? Terima kasih, Tuhan memberkati.

    BalasHapus

MEMBANGUN BANGUNAN ALLAH Ev. Hermanto Karokaro 1 Korintus 3:10-23 Dalam renungan sebelumnya kita telah belajar bahwa setiap orang p...