Rabu, 06 September 2017

MEMBANGUN BANGUNAN ALLAH
Ev. Hermanto Karokaro
1 Korintus 3:10-23

Dalam renungan sebelumnya kita telah belajar bahwa setiap orang percaya adalah bangunanNya Allah. Dan kita diingatkan agar dalam membangun kita menggunakan bahan-bahan yang terbaik. Seperti Emas, perak dan batu permata. Supaya kelak saat api Tuhan membakar, bangunan itu tetap berdiri kokoh dan kita mendapat upah (mahkota). Bahan-bahan bangunan dihasilkan dari seluruh perbuatan hidup kita selama di dunia. 
Selanjutnya Rasul Paulus menyebutkan, ada tiga yang perlu kita perhatikan agar bahan-bahan yang kita kirim bahan-bahan yang terbaik. Apa sajakah hal itu tersebut ?


1. SADARILAH TUBUH KITA ADALAH BAIT ALLAH.
Tuhan tidak tertarik tinggal di gedung sekalipun itu gedung gereja. Rasul Paulus mengatakan bahwa Tubuh kitalah bait Allah (rumah Allah). Jika kita percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka Roh Allah berdiam di dalam kita. Ada dua implikasi dari Tubuh sebagi Bait Allah. Pertama, kita tidak boleh sembarangan menggunakan tubuh ini, tapi gunakanlah tubuh ini untuk memuliakan Tuhan. Pakailah tangan untuk menolong, pakailah mulut bersaksi dan memuji Tuhan, dll. Kedua, Kita tidak sendirian dalam menjalani hidup ini karena ada Roh Kudus yang selalu menjadi penolong dan sumber inspirasi. Roh Kudus yang ada dalam diri kita memampukan kita mengumpulkan bahan-bahan bangunan yang terbaik.


2. JANGAN IKUTI HIKMAT DUNIA
Jangan ikut hikmat dunia memiliki dua makna: 
Pertama terkait dengan Pengajaran. Menurut Paulus, hikmat dunia adalah kebodohan bagi Allah dan semuanya sia-sia belaka. Hikmat dunia yang dimaksud Paulus adalah terkait dengan ajaran-ajaran yang berkembang di Jemaat Korintus yang berbeda dengan Injil. Misalnya, menurut ajaran mereka orang selamat harus melakukan Taurat dan percaya Yesus (Injil Plus). Karena Kristus telah memerdekakan kita maka kita merdeka melakukan apa saja dan tidak mempengaruhi kasih karunia Tuhan. Karena itu mari awasi diri kita dari pengajaran-pengajaran yang berkembang disekitar kita. Cara agar terhindar dari ajaran-ajaran yang menyesatkan adalah: 1. Setialah dalam gereja lokal. 2. Pelajari Alkitab dengan benar.
Kedua, terkait dengan nilai-nilai yang kita pegang. Masih banyak orang mengaku kristen tapi nilai-nilai yg dia pegang sangat duniawi. Mengukur segala sesuatu berdasarkan materi (Materialisme). Mengejar Kesenangan dan kenikmatan hidup sebagai tujuan (Hedonismeme), dll.



3. JADIKAN KRISTUS DIATAS SEGALANYA
Ada kecendrungan saat kita telah diberkati Tuhan kita terlena dengan berkat Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan kita, Jangan bermegah karena hal-hal yg kita punya karena sesungguhnya semua yang kita punya adalah pemberian Allah. Tempatkanlah Kristus di atas segalanya. Tuhan tidak melarang kita menjadi kaya, memiliki jabatan yang baik, Usaha berhasil, dll. Tapi jangan menjadi sombong karena hal-hal tersebut, tetapi bermegahlah karena kita memiliki Kristus, 
Akhirnya saya mengucapkan Selamat Membangun.


Salam dari saya
Ev. Hermanto Karokaro.
Tuhan Yesus Memberkati
BANGUNAN ALLAH
Ev. Hermanto Karokaro
1 Korintus 3:10-23


Sebuah bangunan (menara SAIDA.) terletak di pinggir jalan tol MT Haryono Jakarta. Masih berdiri tapi tak lagi digunakan karena ditemukan kondisi bangunan agak miring dan retak di beberapa titik. Pertanyaanya, mengapa gedung semegah itu bisa miring ? Jika diselidik pasti ada yang tidak beres, mungkin terkait dengan pondasi atau bahan-bahan yang digunakan saat membangun gedung tersebut.
Terlalu banyak orang saat ini membangun hidupnya dengan susah. setelah berhasil dan ada dipuncak tiba-tiba ambruk. Hampir setiap hari kita bisa melihat di berbagai media ada artis yang terjerat narkoba, pejabat tertangkap kpk, anggota DPR terlibat korupsi ektp, dll. Dengan susah payah mereka berjuang membangun karir, tapi karena pondasinya tidak kuat seketika karier mereka runtuh.

Rasul Paulu menyebut orang percaya adalah bangunannya Allah dan Kristus sebagai pondasinya. Betapa beruntungnya kita sebagai orang percaya, karena kita telah memiliki pondasi yang sangat kokoh melebihi segala pondasi yang lain. Kita tidak perlu membuat pondasi sendiri, karena Tuhan Yesus sudah jadi pondasi bagi kita. Yang harus kita perhatikan kata Rasul Paulus, bagaimana kita membangun bangunan di atasanya. Menurut Paulus ada beberapa jenis bahan bangunan: Emas, Perak, Batu permata, Kayu, rumput kering dan jerami. Jika kita perbandingkan bahan Jerami dengan Emas, tentu jerami lebih mudah didapat dibanding emas, tetapi kualitasnya tentu sangat berbeda. Pertanyaannya, bahan-bahan apa yang kita gunakan membangunannya ?

Seluruh perilaku hidup kita di bumi adalah terkait dengan pengumpulan bahan-bahan bangunan kita. Saat saudara memafkan seseorang yg menyakitimu, disitu saudara sdg mengirim bahan yg baik. Saat dirimu perduli dan menolong orang2 disekitarmu kau sdg mengirim bhn yang baik. Saat kau berpecaran dengan benar dan ttp menjaga kesucian, disitu kau sedang mengirim bhn yg baik. Saat dirimu membangun bisnis dengan penuh kejujuran engkau sedang mengirim bahan yang baik. Saat dirimu melayani dengan tulus dan penuh kesungguhan, engkau sedang mengirim bahan yang baik, dll.
INGAT !!!, Satu saat TUHAN akan menguji setiap bangunan yang telah kita dirikan. Dan yg menguji adalah api Tuhan. Barulah terlihat bahan-bahan apa yg kita telah kita kumpulkan selama ini. Jika bahan yang kita kirim Emas, Perak, Batu permata, maka bangunan kita akan tetap berdiri dengan megah dan kita akan diberi hadiah (mahkota). Sebaliknya jika selama ini yang kirim jerami, rumput kering atau kayu, maka akan terbakar. Kata Paulus, kita tetap selamat tetapi rugi karena kita seperti orang yang keluar dari api. Sekarang pilihan ada ditangan kita, bahan-bahan apakah kita akan kirim. Bagaimana supaya bahan-bahan yang kita kirim selalu yang terbaik. Apa rahasianya ? Tunggu renungan selanjutnya.
Salam dari saya:
Ev. Hermanto Karokaro
TYM

Rabu, 30 Agustus 2017

JAWABLAH DOAKU YA TUHAN

Ev. Hermanto Karokaro

Seberapa besar kah pesoalan yang sedang saudara hadapi hari ini ? Sakit yang belum kunjung sembuh, usaha yang sedang bangkrut, belum mendapat keturunan, jodoh belum ketemu, rumahtangga yang diujung tanduk, dll. Ingatlah apa yang dikatakan Firman Tuhan dalam Kejadian 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Allah adalah yang awal, tidak ada sesuatu pun yang mendahului Allah. Allah menciptakan (Bara) dari yang tidak ada menjadi ada. Langit dan bumi pada awalnya tidak ada tetapi kemudian Allah mengadakannya. Siapa pun dibawah kolong langit ini tidak akan pernah bisa melakukan hal ini. Tuhanlah satu-satunya yang sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Jika yang tidak ada saja bisa diadakan, bukankah semua masalah kita juga ada jawabannya pada Tuhan dan Dia sanggup menolong kita ? Mungkin saat ini apa yang kita doakan belum terwujud, tetapi sadarilah pertongan Tuhan tidak pernah terlambat.
Terkadang kita terlalu fokus dengan jawaban doa dan sedikit memaksa Tuhan untuk mewujudkannya. Kita harus sadar bahwa fokus Tuhan bukan pada permintaan kita, tetapi kepada pribadi kita. Kita sering kagum dengan hasil tanpa memperhatikan prosesnya. Saya sangat percaya bahwa semua persoalan yang kita hadapi Tuhan pun rindu menolong kita. Tetapi persoalannya cara berpikir kita tidak sama dengan cara berpikir Tuhan. Pemazmur berkata sejauh bumi dari langit. Kita cendrung melihat dengan mata jasmani, sehingga kita sering frustrasi. Padahal Firman Tuhan sudah ingatkan bahwa kita hidup bukan karena melihat tetapi karena percaya. Iman seperti jangkar tak terlihat mata, tetapi sanggup menahaan kapal yang besar agar tidak terbawa gelombang. Iman tidak hanya membuat doa kita dijawab, tetapi juga membuat kita tetap kuat dan tidak undur.
Sebagai anak kita bebas untuk meminta kepada Bapa kita, tetapi seandainya Bapa bertanya, apakah alasannya Dia harus mengabulkan permintaan kita ? Keselamatan adalah anugerah Tuhan semata, tetapi terkait dengan pengabulan doa-doa kita sangat bergantung kepada sikap hati kita. Perhatikan Firman Tuhan ini, Yakobus 44:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Rasul Yakobus mengingatkan kita bahwa pengabulan doa bukan dalam rangka memuaskan keinginan kita. Seorang pemudi berdoa untuk jodoh tujuannya hanya sekedar mengejar status dan kebahagiaan. Seorang ibu yang tidak kunjung sembuh dari sakit karena masih menyimpan kebencian terhadap suami yang selingkuh. Sebelum meminta sesuatu kepada Tuhan pastikan terlebih dahulu hati kita. Jika hati kita belum beres justru itulah permintaan pertama sebelum kita meninta yang lain.
Dalam setiap jawaban doa yang dikabulkan selalu terkait kepentingan Tuhan. Beberapa waktu yang lalu saya sakit cukup parah dan sangkin parahnya sudah dilakukan doa pelepasan disertai perjamuan kudus. Dan sudah dibicarakan saya akan dikubur di mana ? Jakarta atau Medan. Singkat cerita mujizat terjadi saya sembuh. Pertanyaannya, apakah Tuhan sembuhkan saya hanya untuk memuaskan keinginan saya ? Ternyata tidak, tetapi lewat kesembuhan yang Tuhan beri kedua orangtua saya mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Yesus. Ketika Tuhan menjawab doa kita, ingat disana ada berkat bukan buat kita saja tetapi juga buat orang-orang disekitar kita.
Tuhan Yesus Memberkati

Kamis, 23 Juni 2016

TETAP TENANG DITENGAH BADAI


Ev. Hermanto Karokaro, MA.


Shalom untuk semua sahabatku  yang tinggal diberbagai tempat, saya berharap kita semua  dalam keadaan damai sejahtera, bukan karena tidak ada pergumulan tentunya. Tetapi karena tangan Tuhan yang kuat  selalu menopang kita.  Saat ini saya ingin membagikan sebuah renungan yang mungkin bisa menjadi berkat bagi  sahabat semua. “Tenang Ditengah Badai”, judul renungan yang saya tulis beberapa hari yang lalu.
Badai atau pergumulan hidup merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia.  Tidak terkecuali kita sebagai orang percaya.  Beberapa waktu yang lalu, seorang hamba Tuhan yang sangat setia melayani, diizinkan Tuhan mengidap satu penyakit dan akhirnya meninggal.  Seorang  suami  di phk karena perusahaan tempat dia bekerja mengalami kebangkrutan. Seorang ibu harus mengurus anaknya sendiri karena suaminya selingkuh dengan wanita lain. Seorang gadis hampir gila karena mendadak ditinggal tunangannya tanpa alasan yang jelas. Masih banyak lagi masalah-masalah yang tidak sempat saya tuliskan disini.  Saya  tidak tahu, mungkin ada diantara sahabat   juga sedang bergumul saat ini. Jika ada, berarti kita sama.
Apakah yang harus kita lakukan saat badai menghantam hidup kita ?  Jika sahabat membeli hp baru,  apa pun mereknya, pasti selalu ada buku petunjuknya.  Tanpa bermaksud menggurui, saya  ingin mengajak sahabat  melihat  Firman Tuhan. Karena sesungguhnya  Firman Tuhan adalah petunjuk  untuk setiap perosalan yang terjadi dalam hidup ini.

1 Kor 10:13. Inti surat ini ingin mengatakan bahwa Persoalan - persoalan yang kita alami ada dalam kontrol Tuhan. Betapa sering kita berkata   persoalan ini terlalu berat bagi saya, saya tidak akan sanggup menanggunya.    Saya mempunyai  anak laki-laki  umur 12 tahu, tidak mungkin saya suruh mengangkat  beban 100 kg, karena dia tidak akan sanggup.  Bukankah kita mempunyai  Bapa di sorga yang jauh lebih baik. Tuhan tidak pernah  izinkan pergumulan melampaui batas kekuatan kita.   Surat Paulus kepada  jemaat Roma 8:28. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Ketika Tuhan mengizinkan badai menerpa hidup kita,  Tuhan tidak pernah bermaksud jahat.  Dia adalah Bapa yang baik, Dia tahu apa yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Sebuah tradisi di Negara Afrika, saat seorang anak mulai beranjak remaja, maka orang tuanya (ayah)  akan membawanya ke hutan dan mengikat di sebuah pohon, anak tersebut dibiarkan sendiri melewati malam yang gelap. Dalam pikiran sianak mungkin menganggap ayahnya jahat, namun setelah pagi hari baru dia sadar, ternyata sepanjang malam ayahnya berdiri tidak jauh darinya dengan panah di tangan untuk melindunginya dirinya. Lewat kejadian malam  yang menakutkan itu, ternyata telah menghantar anak remaja ini  menjadi dewasa  dan pembrani. Setiap badai yang Tuhan izinkan membawa kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya.
Saat menyeberangi danau Galilea, rasul Petrus dan teman-teman sangat ketakutan karena tiba-tiba badai menghantam perahu mereka, Tuhan Yesus berkata dalam Matius 8:25. mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya ?  maka bangunlah Yesus menghardik danau dan badai itu, maka danau itu teduh sekali. Percaya kepada kuasa dan kebaikkan Tuhan  adalah sumber kekuatan dalam menghadapi badai kehidupan.  Percaya  memberi kita ketenangan   walaupun badainya belum berakhir.  Jika saat ini sahabat sedang bergumul dan mungkin  pergumulan hampir membuat saudara putus asa, ingatlah perkataan Yesus, Jangat Takut tetaplah percaya. Kuasa dan kebaikan Tuhan tetap sama dahulu, sekaran dan  selamnya.    Sementara Rasul Paulus dalam penjara  menunggu pelaksanaan hukuman mati,  Paulus tidak kehilangan sukacita.  Dari dalam penjara Paulus menulis surat Filipi (surat sukacita) untuk menguatkan dan menghibur jemaat Filipi. Jangan izinkan persoalan hidup merampas sukacita kita. Ratapan 3:22-23 Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis- habis rahmatNya. selalu baru tiap pagi, besar kesetiaanMu. Badai itu mungkin belum berlalu, namu nikmatilah sukacita dari Tuhan yang selalu baru setiap pagi.

Salam,

Kamis, 15 Oktober 2015

MENCINTAIMU SELAMANYA

Oleh: Ev. Hermanto Karokaro, MA

Pak, boleh nggak saya bercerai, soalanya saya sudah tidak kuat hidup bersamanya ? Pertanyaan ini pernah dilontarkan oleh seorang klien yang usia pernikahannya baru 6 bulan. Saya yakin sebagai seorang Kristiani dia paham bahwa dalam iman Kristen  tidak boleh bercerai.  Saya tidak mejawab pertanyaan klien tersebut, melainkan saya bertanya kembali, mengapa harus bercerai ?   Dia menjelaskan banyak alasan, pasangannya selingkuh, sering dihina dan kami sudah tidak salaing mencintai lagi.   Perceraian memang sering menjadi pilihan terakhir banyak  pasangan  ketika  mereka sudah merasa tidak nyaman lagi untuk tinggal bersama.

Bertahan dalam sebuah pernikahan yang sudah dingin memang sangat tidak nyaman. Masih tinggal serumah tetapi sudah tidak ada komunikasi, tinggal satu rumah tetapi tidur  sudah beda kamar.  Pernikahan hanya  sekedar untuk mempertahankan status karena malu dengan keluarga  atau memilih tetap bertahan karena agama melarang untuk bercerai. Tak jarang juga pernikahan masih bertahan karena merasa kasihan dengan anak-anak. Jika alasan ini yang menjadi dasar untuk mempertahankan sebuah pernikahan, maka sudah bisa dipastikan pernikahan ini akan menjenuhkan bahkan kemungkinan satu saat akan kandas.

Pernikahan itu harus dibangun atas dasar cinta yang dianugerahkan Tuhan. Saya percaya setiap pasangan yang telah memutuskan untuk menikah, mereka tadinya  tentu saling mencintai dan cinta itu sendiri adalah  suci. Itu sebabnya ketika  sepasang anak manusia akan menikah, mereka mengucapkan janji setia untuk tetap saling mencintai sampai ajal memisahkan.  Ketika Tuhan telah menyatukan dua insan dalam sebuah pernikahan, maka Tuhan juga akan terus hadir dalam pernikahan tersebut. Sebelum menikah Tuhan yang menumbuhkan cinta dan setelah menikah  sesungguhnya Tuhan terus memberikannya sejauh manusia itu menyadarinya.  Saya sering mendengar pasangan yang akan menikah berkata, mengapa kalian menikah ? jawabnya  sudah kehendak Tuhan dan  kami saling mencintai.  Beberapa waktu kemudian, mereka berkata sudah kehendak Tuhan kami berpisah karena kami sudah tidak saling mencintai lagi. Pertanyaanya, benarkah itu kehendak Tuhan. Mungkinkah Tuhan tidak lagi meberi rasa cinta di hati mereka ?


Bersambung………………………

Sabtu, 03 Oktober 2015

DAMAI ITU MENYEHATKAN

Oleh: Ev. Hermanto Karokaro


Sungguh alangkah indah dan alangkah baiknya jika kita hidup rukun satu dengan yang lain. Dengan hidup rukun kita bisa mengerjakan banyak hal,  memikirkan hal-hal yang lebih besar untuk kebaikan bersama.  Energi dan emosi kita terpakai secara efektif untuk kebaikan.  Siapakah yang tidak ingin hidup sehat, namun hidup sehat itu sangat erat kaitannya dengan perasaan damai. Jika kita memiliki hati yang damai, maka tubuh kita akan lebih sehat dibandingkan dengan jika hati kita menyimpan marah, benci dan dendam. Tuhan pun senang dengan orang-orang yang mau hidup berdamai, bahkan jika dihati kita masih menyimpan kebencian terhadap seseorang,  kita disuruh menyelesaikannya sebelum datang beribadah kepada Tuhan. Seorang raja yang bijaksana dalam Alkitab berkata bahwa,  “Tuhan akan memberikan rejeki kepada orang-orang yang mau hidup berdamai”. Sepertinya pernyataan ini memang benar. Seandainya kita belanja sesuatu, tentu kita akan memilih belanja ke toko dimana  harganya murah dan penjualnya berlaku ramah dan baik pula.  Apakah saudara sudah berdamai ?

Jumat, 06 Februari 2015

IMAN YANG MENDATANGKAN MUJIZAT

Markus  5:21-43

Oleh Ev. Hermanto Karokaro, MA

Iman memang banyak sisinya, bahkan Firman Tuhan berkata, segala sesuatu yang kita lakukan harus dengan iman sebab jika tidak, kita berdosa  (Roma 14:23).  Saat berdoa kita harus beriman, saat menaikkan puji-pujian harus dengan iman, bahkan saat masak, menyetir  dan menawar Bajja harus dengan iman. Namun dalam Markus 5 : 21-43  kita menemukan  dua tokoh yaitu;  Yairus kepala Bait Allah dan Perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun. Iman yang mereka miliki membuahkan mujizat. Tentu menarik untuk dipelajari,  Seperti apakah iman mereka ?

1.   Tidak ada manusia yang Anti terhadap masalah.
Jika hanphone ada anti gores dan cat ada anti bocor, tidak demikian dengan manusia. Setiap manusia rentan dengan masalah atau pergumulan. Pergumulan tidak memilih-milih orang, Yairus seorang  yang bekerja di Bait Allah  anaknya sakit parah bahkan sempat meninggal. Demikian juga Perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun, dia memang bukan dari kelompok orang-orang yang sudah dekat dengan Tuhan. Perempuan ini hanya baru mendengar tentang Yesus dan mungkin belum pernah bertemu sebelumnya. Dan dia pun mengalami masalah juga, bahkan sangat komplek, sakit secara fisik, ekonomi, dan kerohanian.   Ini membuktikan bahwa siapa pun bisa mendapat masalah. Tetapi ada hal yang menarik dari dua tokoh ini. Yairus  anaknya bangkit dan Perempuan ini sembuh dari penyakit pendarahannya.  Mungkin kita bertanya kenapa bisa ?

2.   Mendengar   Firman Tuhan
Yairus dan Perempuan yang sakit pendarahan ini  imannya muncul karena mereka  mendengar Firman Tuhan, yang pada waktu itu disampaikan langsung oleh Tuhan Yesus.  Yairus sering mendengar Yesus mengajar di Bait Allah. Sementara Perempuan ini  mendengar cerita orang tentang Yesus (ayat 27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus,…)   sehingga timbul imannya.  Bandingkan dengan (Roma 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.)  Iman kita tidak mungkin timbul lewat nonton sinetron, baca berita politik, olah raga, apalagi saat menggosip, dll. Jika kita ingin punya iman yang mendatangkan mujizat, maka yang pertama kita harus menyukai dan mendisiplin diri untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan, bukan yang lain. Masihkah kita memiliki kerinduan  dan setia untuk membaca Firman Tuhan ?

3.   Memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan
Saat bertemu dengan Yesus  Yairus tersungkur (ayat 22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya ), demikian juga dengan Perempuan yang sakit pendarahan, dia mendekati Yesus dari belakang dan berusaha menjamah jubah-Nya. Sikap mereka ini menunjukkan sikap hormat dan penuh kerinduan akan Tuhan Yesus.  Salah satu  iman yang mendatangkan mujizat adalah  hubungan yang intim dengan Tuhan. Hubungan yang intim membuat iman kita makin teguh. Kita semakin peka akan suara Tuhan. kesaksian seorang pendeta yang intim dengan Tuhan, berdoa untuk istrinya yang meninggal lalu bangkit. Namun setelah bangkit istrinya protes mengapa dibangkitkan, akhirnya mati lagi  dan enggak bangkit. Hubungan intim dengan Tuhan adalah rahasi kedua agar memiliki iman yang mendatangkan mujizat. Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan hari-hari ini.

4.   Percaya penuh kepada kuasa Tuhan
Yairus dan Perempuan yang sakit pendarahan memiliki kesamaan dalam mempercayai kuasa Tuhan. perhatika kata-kata mereka ( Ayat 23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.. ( 28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.").  Yairus tidak meragukan Tuhan, meski kata orang-orang anaknya sudah meninggal, Yairus tetap fokus kepada Tuhan, dia tidak memfokuskan pikirannya kepada kata-kata orang, meskipun kenyataannya anaknya sudah meninggal. Sama halnya dengan wanita pendarahan, dia fokus kepada kuasa Tuhan, bukan kepada parahnya sakitnya. Tetapi fokus kepada kuasa Tuhan yang sanggup menyembuhkannya. Sering sekali mujizat tidak terjadi karena kita fokus kepada beratnya persoalan, sehingga iman kita tergerus dan muzijat tidak terjadi. Pelajaran yang sangat penting bagi seorang pilot adalah, mereka harus fokus kepada landasan pesawat yang telah disediakan, bukan kepada bagian landasan yang lain yang dapat mencelakakan pesawat.

Akhirnya, jika kita ingin memiliki iman yang dapat mendatangkan mujizat, cintailah Firman Tuhan, bergau intimlah dengan Tuhan dan Fokuslah pada Kuasa Tuhan. Dan semuanya adalah untuk kemuliaan Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati.
Amin.


MEMBANGUN BANGUNAN ALLAH Ev. Hermanto Karokaro 1 Korintus 3:10-23 Dalam renungan sebelumnya kita telah belajar bahwa setiap orang p...