Ev. Hermanto Karokaro, MA.
Shalom
untuk semua sahabatku yang tinggal
diberbagai tempat, saya berharap kita semua
dalam keadaan damai sejahtera, bukan karena tidak ada pergumulan
tentunya. Tetapi karena tangan Tuhan yang kuat selalu menopang kita. Saat ini saya ingin membagikan sebuah renungan
yang mungkin bisa menjadi berkat bagi sahabat
semua. “Tenang Ditengah Badai”, judul renungan yang saya tulis beberapa hari
yang lalu.
Badai
atau pergumulan hidup merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan manusia. Tidak
terkecuali kita sebagai orang percaya. Beberapa waktu yang lalu, seorang hamba Tuhan
yang sangat setia melayani, diizinkan Tuhan mengidap satu penyakit dan akhirnya
meninggal. Seorang suami di phk karena perusahaan tempat dia bekerja
mengalami kebangkrutan. Seorang ibu harus mengurus anaknya sendiri karena
suaminya selingkuh dengan wanita lain. Seorang gadis hampir gila karena
mendadak ditinggal tunangannya tanpa alasan yang jelas. Masih banyak lagi
masalah-masalah yang tidak sempat saya tuliskan disini. Saya tidak tahu, mungkin ada diantara sahabat juga sedang bergumul saat ini. Jika ada,
berarti kita sama.
Apakah
yang harus kita lakukan saat badai menghantam hidup kita ? Jika sahabat membeli hp baru, apa pun mereknya, pasti selalu ada buku
petunjuknya. Tanpa bermaksud menggurui, saya
ingin mengajak sahabat melihat Firman Tuhan. Karena sesungguhnya Firman Tuhan adalah petunjuk untuk setiap perosalan yang terjadi dalam
hidup ini.
1
Kor 10:13. Inti surat ini ingin mengatakan bahwa Persoalan - persoalan yang
kita alami ada dalam kontrol Tuhan. Betapa sering kita berkata persoalan ini terlalu berat bagi saya, saya
tidak akan sanggup menanggunya. Saya mempunyai anak laki-laki umur 12 tahu, tidak mungkin saya suruh
mengangkat beban 100 kg, karena dia
tidak akan sanggup. Bukankah kita
mempunyai Bapa di sorga yang jauh lebih
baik. Tuhan tidak pernah izinkan
pergumulan melampaui batas kekuatan kita. Surat Paulus kepada jemaat Roma 8:28. Kita tahu sekarang, bahwa
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia. Ketika Tuhan mengizinkan badai menerpa hidup kita, Tuhan tidak pernah bermaksud jahat. Dia adalah Bapa yang baik, Dia tahu apa yang
terbaik bagi anak-anak-Nya. Sebuah tradisi di Negara Afrika, saat seorang anak
mulai beranjak remaja, maka orang tuanya (ayah) akan membawanya ke hutan dan mengikat di
sebuah pohon, anak tersebut dibiarkan sendiri melewati malam yang gelap. Dalam
pikiran sianak mungkin menganggap ayahnya jahat, namun setelah pagi hari baru
dia sadar, ternyata sepanjang malam ayahnya berdiri tidak jauh darinya dengan
panah di tangan untuk melindunginya dirinya. Lewat kejadian malam yang menakutkan itu, ternyata telah
menghantar anak remaja ini menjadi
dewasa dan pembrani. Setiap badai yang
Tuhan izinkan membawa kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya.
Saat
menyeberangi danau Galilea, rasul Petrus dan teman-teman sangat ketakutan
karena tiba-tiba badai menghantam perahu mereka, Tuhan Yesus berkata dalam
Matius 8:25. mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya ? maka bangunlah Yesus menghardik danau dan
badai itu, maka danau itu teduh sekali. Percaya kepada kuasa dan kebaikkan
Tuhan adalah sumber kekuatan dalam
menghadapi badai kehidupan. Percaya memberi kita ketenangan walaupun badainya belum berakhir. Jika saat ini sahabat sedang bergumul dan
mungkin pergumulan hampir membuat
saudara putus asa, ingatlah perkataan Yesus, Jangat Takut tetaplah percaya.
Kuasa dan kebaikan Tuhan tetap sama dahulu, sekaran dan selamnya.
Sementara Rasul Paulus dalam penjara
menunggu pelaksanaan hukuman mati,
Paulus tidak kehilangan sukacita.
Dari dalam penjara Paulus menulis surat Filipi (surat sukacita) untuk
menguatkan dan menghibur jemaat Filipi. Jangan izinkan persoalan hidup merampas
sukacita kita. Ratapan 3:22-23 Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-
habis rahmatNya. selalu baru tiap pagi, besar kesetiaanMu. Badai itu mungkin
belum berlalu, namu nikmatilah sukacita dari Tuhan yang selalu baru setiap
pagi.
Salam,