Kamis, 15 Oktober 2015

MENCINTAIMU SELAMANYA

Oleh: Ev. Hermanto Karokaro, MA

Pak, boleh nggak saya bercerai, soalanya saya sudah tidak kuat hidup bersamanya ? Pertanyaan ini pernah dilontarkan oleh seorang klien yang usia pernikahannya baru 6 bulan. Saya yakin sebagai seorang Kristiani dia paham bahwa dalam iman Kristen  tidak boleh bercerai.  Saya tidak mejawab pertanyaan klien tersebut, melainkan saya bertanya kembali, mengapa harus bercerai ?   Dia menjelaskan banyak alasan, pasangannya selingkuh, sering dihina dan kami sudah tidak salaing mencintai lagi.   Perceraian memang sering menjadi pilihan terakhir banyak  pasangan  ketika  mereka sudah merasa tidak nyaman lagi untuk tinggal bersama.

Bertahan dalam sebuah pernikahan yang sudah dingin memang sangat tidak nyaman. Masih tinggal serumah tetapi sudah tidak ada komunikasi, tinggal satu rumah tetapi tidur  sudah beda kamar.  Pernikahan hanya  sekedar untuk mempertahankan status karena malu dengan keluarga  atau memilih tetap bertahan karena agama melarang untuk bercerai. Tak jarang juga pernikahan masih bertahan karena merasa kasihan dengan anak-anak. Jika alasan ini yang menjadi dasar untuk mempertahankan sebuah pernikahan, maka sudah bisa dipastikan pernikahan ini akan menjenuhkan bahkan kemungkinan satu saat akan kandas.

Pernikahan itu harus dibangun atas dasar cinta yang dianugerahkan Tuhan. Saya percaya setiap pasangan yang telah memutuskan untuk menikah, mereka tadinya  tentu saling mencintai dan cinta itu sendiri adalah  suci. Itu sebabnya ketika  sepasang anak manusia akan menikah, mereka mengucapkan janji setia untuk tetap saling mencintai sampai ajal memisahkan.  Ketika Tuhan telah menyatukan dua insan dalam sebuah pernikahan, maka Tuhan juga akan terus hadir dalam pernikahan tersebut. Sebelum menikah Tuhan yang menumbuhkan cinta dan setelah menikah  sesungguhnya Tuhan terus memberikannya sejauh manusia itu menyadarinya.  Saya sering mendengar pasangan yang akan menikah berkata, mengapa kalian menikah ? jawabnya  sudah kehendak Tuhan dan  kami saling mencintai.  Beberapa waktu kemudian, mereka berkata sudah kehendak Tuhan kami berpisah karena kami sudah tidak saling mencintai lagi. Pertanyaanya, benarkah itu kehendak Tuhan. Mungkinkah Tuhan tidak lagi meberi rasa cinta di hati mereka ?


Bersambung………………………

Sabtu, 03 Oktober 2015

DAMAI ITU MENYEHATKAN

Oleh: Ev. Hermanto Karokaro


Sungguh alangkah indah dan alangkah baiknya jika kita hidup rukun satu dengan yang lain. Dengan hidup rukun kita bisa mengerjakan banyak hal,  memikirkan hal-hal yang lebih besar untuk kebaikan bersama.  Energi dan emosi kita terpakai secara efektif untuk kebaikan.  Siapakah yang tidak ingin hidup sehat, namun hidup sehat itu sangat erat kaitannya dengan perasaan damai. Jika kita memiliki hati yang damai, maka tubuh kita akan lebih sehat dibandingkan dengan jika hati kita menyimpan marah, benci dan dendam. Tuhan pun senang dengan orang-orang yang mau hidup berdamai, bahkan jika dihati kita masih menyimpan kebencian terhadap seseorang,  kita disuruh menyelesaikannya sebelum datang beribadah kepada Tuhan. Seorang raja yang bijaksana dalam Alkitab berkata bahwa,  “Tuhan akan memberikan rejeki kepada orang-orang yang mau hidup berdamai”. Sepertinya pernyataan ini memang benar. Seandainya kita belanja sesuatu, tentu kita akan memilih belanja ke toko dimana  harganya murah dan penjualnya berlaku ramah dan baik pula.  Apakah saudara sudah berdamai ?

MEMBANGUN BANGUNAN ALLAH Ev. Hermanto Karokaro 1 Korintus 3:10-23 Dalam renungan sebelumnya kita telah belajar bahwa setiap orang p...