Ev. Hermanto Karokaro, M.A
Menikah
itu Ibarat memasuki sebuah kenderaan kehidupan yang di
dalamnya ada suami – istri dan kelak anak-anak pemberian Tuhan. Bisa
dibayangkan jika si suami dan istri sudah berada dalam kenderaan kehidupan
mereka, sementara mereka tidak tahu bagaimana menjalankan kendereaan
tersebut. Mungkin kenderaan itu akan diam saja lama kelamaan mereka akan mulai
jenuh dan akhirnya keluar dari kenderaan
tersebut sambil berkata hubungan kita
sampai disini saja. Atau kenderaan itu mungkin berjalan tetapi jalannya tidak normal, menabrak yang akhirnya melukai diri sendiri juga orang
lain. Menikah itu butuh persiapan. Memang
tidak ada jaminan bahwa orang yang mempersiapkan pernikahannya dengan baik, setelah menikah tidak mengalami
masalah. Namun menurut sebuah
penelitian. Pasangan yang mempersiapkan pernikahannya dengan baik lebih tahan terhadap goncangan dan lebih bahagia. Apa
sajakah yang perlu dipersiapkan ? Saya membaginya dalam tiga aspek:
Pertama: Aspek Teologis
Menikah
itu bukan sekeder keinginan manusia semata. Menikah atau pernikahan adalah ide
atau rancangan Tuhan. Tuhan ingin anak manusia itu bahagia dalam pernikahan
mereka. Bahagia tidaknya sebuah pernikahan sangat terkait dengan keterilbatan
Tuhan dalam pernikahan tersebut. Maka dari itu pastikan bahwa Tuhan terlibat
dalam pernikahan yang kita bangun. Tanda
awal seseorang melibatkan Tuhan dalam pernikahannya adalah mereka menikah
dengan orang yang seiman. Firman Tuhan sangat jelas bicara tentang hal ini,
gelab dan terang tidak mungkin dipersatukan.
Banyak orang melanggar ketentuan ini dan atas nama cinta mereka tetap
menikah walau berbeda keyakinan. Pada akhirnya kandas dan berujung pada
perceraian. Atau mungkin belum bercerai namun hari-hari yang dijalani sangat
membebani hati. Maka dari itu menikahlah
dengan orang yang seiman. Bahkan kalau dapat menikahlah dengan orang yang takut
akan Tuhan.
Kedua: Aspek Psikologis
Menikah
itu adalah menyatukan dua hal yang berbeda. Laki-laki itu berbeda dengan
wanita. Masing masing diciptkan Tuhan dengan keunikannya. Banyak orang menikah tanpa saling mengenal satu dengan yang lain
sehingga banyak konflik. Sebelum memutuskan menikah kenalilah si dia dengan benar berkaitan dengan
perasaannya, tempramennya, kelebihan dan keburukannya. Semakin kita mengenal
calon pasangan kita akan semakin baik. Mungkin ada yang berpikir, jika dalam
tahap pacaran kita terbuka mungkin pasangan kita itu tidak bisa terima dan
akhirnya tidak jadi menikah. Memang hal itu bisa terjadi, tetapi bukankah itu
lebih baik. Karena kalau sudah menikah baru ketahuan belangnya akan lebih
repot. Pengenalan akan pribadi ini tidak boleh diabaikan. Bahkan bila perlu
sangat dianjurkan mengikuti satu tes dalam Psikologi yang sering disebut MMPI
(Minnesota Multiphasic Personality Inventory) merupakan jenis bateray test
psikometik terutama untuk mengidentifikasi aspek-aspek psikologis seseorang
Tujuan utama adalah untuk mengenal kepribadian kita maupun calon pasangan kita
secara psikologis
Ketiga: Aspek Biologis
Salah
satu tujuan pernikahan adalah menikmati seks yang dikuduskan dan memperoleh
keturunan. Namun ini adalah hanya salah satu tujuan pernikahan dan masih banyak
tujuan pernikahan lainnya. Tetapi mempersiapkan diri secara baik dalam hal biologis
sangat penting. Pastikan bahwa diri kita sudah siap secara fisik dan jika ada
masalah berkaitan dengan hal ini harus dibicarakan. Persiapan bilogis juga menyangkut kesiapan
materi. Sebelum menikah sebaiknya kita sudah memiliki sumber mata pencaharian.
Memang
syarat-sayarat yang sudah dijelaskan di atas belumlah sempurna. Tetapi harapan
saya sedikit bisa membantu rekan-rekan muda yang akan menikah.
Tuhan
Yesus Memberkati.