Rabu, 01 Juli 2009

BELAJAR MENDENGARKAN

Mendengar dan mendengarkan adalah dua kata yang sepertinya sama tetapi maknanya berbeda. Saat kita berada di pasar kita mengkin mendengar begitu banyak suara, tetapi kita tidak bisa mengartikan maksud dari suara-suara yang kita dengar, karena saat mendengar kita sedang sibuk dengan pekerjaan kita. Banyak konflik terjadi di kantor, keluarga, gereja dikarenakan miskomunikasi, dan kalau ditelusuri mengapa bisa miskomunikasi maka jawabannya adalah karena saat berkomunikasi salah satu tidak bisa mendengarkan dengan baik. Untuk menjadi pendengar yang baik memang tidak mudah karena sudah terbiasa kita selalu ingin didengar. Yakinlah bahwa banyak masalah bisa kita hindari dengan belajar menjadi pendengar yang baik. Ada saatnya kita bicara tetapi ada saatnya kita berhenti bicara, tidak kebetulan Tuhan menciptakan satu mulut dan dua telinga, tujuannya adalah supaya kita lebih banyak mendengarkan daripada mengatakan atau berbicara. Karena itu mulai hari ini belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik karena dampaknya sangat luar biasa, baik pada diri kita maupun orang lain. Bahkan dalam ilmu konsling, ketika konselor bisa menjadi pendengar yang baik, maka masalah klien lebih mudah dimengerti dan sudah menjadi obat pertama bagi klien yang sedang mengalami masalah. Saat istri anda atau suami anda bicara belajarlah mendengarkannya dengan baik, pasti hubungan saudara akan lebih baik, akhirnya saya berkata selamat menjadi pendengar yang baik.

Kamis, 18 Juni 2009

Membangun Relasi Positif


Menurut pakar neurosis bahwa ada keterkaitan antara kemampuan seseorang membangun relasi positif dengan kesehatan fisik individu tersebut. Jika seseorang mempunyai relasi yang baik dengan orang-orang yang ada disekitarnya maka semakin sehat pula orang tersebut secara fisik. Hal ini dapat dijelaskan bahwa, ketika seseorang memiliki hati yang tulus, bersih dan jujur maka tubuh akan mengeluarkan sel yang berfungsi sebagai anti body atau kekebalan tubuh.
Anda bisa rasakan sendiri, jika dikantor tempat anda bekerja anda mengalami konflik dengan beberapa orang dan keadaan itu sudah terjadi sekian lama, secara tidak sadar keadaan itu secara perlahan merusak keadaan emosi bahkan juga fisik anda. Jangan kaget kalau anda akan malas datang ke kantor, anda tidak bersemangat bahkan situasi itu dapat merembat kepada keluarga anda yang ada dirumah.
Membangun relasi yang positif dengan sesama memang tidak mudah apalagi dalam diri kita sendiri masih banyak konflik pribadi, seperti konsep diri (self image) yang negatif, tingkat percaya diri (self esteem) yang rendah. Daniel Goleman menganjurkan sebelum kita belajar membangun relasi dengan sesama maka kita harus terlebih dahulu belajar mengenal diri (self awarrnes) dan belajar memanage diri sendiri. Disinilah hal yang paling sulit untuk dilakukan namun bukan berarti tidak bisa.

Selasa, 19 Mei 2009

KEASLIAN DIRI


Awal saya masuk program Magister Konseling sangat tertarik dengan berbagai teori, berbagai tehnik dan hubungannya dengan bidang ilmu psikologi, saya seperti orang lapar yang sedang berada di sebuah restoran, saya ingin makan semuannya, hal tersebut terbukti dengan nila yang saya peroleh di Semester 1 dan 2 sangat baik. Tetapi setelah memasuki semester yang ketiga ketertarikan saya mulai bergeser. Pada semester tiga saya mulai tertarik dengan keadaan saya secara pribadi. Maksud saya bahwa setelah melewati semester satu dan dua saya semakin mengenal diri saya, saya semakin mengenal kelemahan-kelemahan saya dan mulai bisa menghubungkan dari satu peristiwa keperistiwa yang lain yang mempengaruhi kepribadiaan.


Satu hal yang sangat saya rasakan telah berubah dalam diri saya adalah berani terbuka, berani mengungkapakan keadaan saya yang sesungguhnya.

Jumat, 20 Maret 2009

LIMA PILAR PENOPANG KEUTUHAN KELUARGA


Keadaan keluarga di masa sekarang semakin memprihatinkan. Hampir setiap hari kita bisa melihat berita di televisi ada saja keluarga yang bercerai dan kebutulan yang banyak disorotn adalah keluarga para artis, tetapi sebenarnya masalah perceraian tidak hanya terjadi di kalangan artis, tetapi juga para elit politik, anggota dewan bahkan tokoh religius termasuk para hamba-hamba Tuhan di lingkungan Kristen. Ada banyak alasan klasik yang diajukan sebagai penyebab perceraian. Ada alasan karena tidak punya keturunan, beda karakter, terlibat kasus perselingkuhan, dll.

Rumah tangga yang kuat memang tidak terjadi dengan sendirinya, tetpi justru melewati banyak tantangan dan rintangan. Tetapi banyak rumah tangga akhirnya berhenti dan tidak mau berjuang dan ingin jalan pintas sehingga perceraian menjadi sebuah pilihan yang begitu populer sekarang ini. Maka dari itu jika sebuah keluarga ingin tetap kokoh dan bertahan bahkan semakin bahagia perlu memperhatikan hal-hal berikt ini:

Pertama: Saling Mempercayaai merupakan hal yang harus tetap dipelihara. Jika saling percaya sudah tidak ada, maka pernikahan sedang berada diujung kehancuran. tetapi dengan tetap terpeliharanya saling percaya maka tantangan apapun dapat diatasi. Banyak suami akhirnya jatuh kepada wanita lain karena sering dicurigai oleh istrinya. Maka dari itu jika anda ingin tetap pernikahannya kokoh dan kuat maka peliharalah saling percaya.

Kedua: Saling memberi respek. Artinya masing-masing pasangan harus berjuang untuk memuaskan pasangannya, bukan memuaskan dirinya sendiri. seorang suami berjuang supaya istrinya puas terhadap dirinya, demikian sebaliknya si istri berusaha supaya suami puas terhadap dirinya.

Ketiga: Komunikasi yang terus berkembang, artinya suami istri harus berusaha supaya apa pun masalahnya harus tetap dikomunikasikan. sering masalah menjadi begitu runyam karena tidak dikomunikasikan. masalah sedikit bila ditumpuk akan menjadi bukit. banyak rumah tangga hancur karena komunikasi yang macet atau sudah mati sama sekali.

Keempat: Seks yang terus menggairahkan. Masalah seks dalam sebuah pernikahan bagian yang sangat penting. maka dari itu masing - masing pasangan harus terus berusaha agar tetap segar dan bergairah dalam hal seks, tentunya mengikuti norma atau etika yang ada.

Kelima : Tingkatkan tanggung jawab masing-masing pasangan. Dan jangan saling menuntut tetapi sebaliknya masing-masing memperbaiki diri atau mengeevaluasi diri sejauh mana sudah mengambil tanggung jawab.
Jika anda mau ... dengan sebuah tekad dan keyakinan maka apa pun keadaan keluarga anda saat ini pasti dapat diperbaiki dan terus diperbaiki.

Doa saya bersama anda.______________




Sabtu, 14 Maret 2009

MASIH ADA HARAPAN


Tersebut sebuah kisah dalam kitab injil tentang seorang pemuda yang sudah bertahun-tahun sakit jiwa atau istilah medis skizofrenia. Si pemuda sudah dibuang oleh keluarga bahkan masyarakat pun sudah menganggap si pemuda orang yang berbahaya, itu sebabnya berkali-kali sipemuda diikat dan akhirnya di biarkan hidup di pekuburan jauh dari perkampungan. Tidak dicatat sudah berapa tahun si pemuda itu hidup di pemakaman tanpa teman dan tanpa seorang pun yang memperhatikan. Semua orang sudah berpikir bahwa disitulah akhir hidup si pemuda yaitu di kuburan, bahkan keluargapun sudah merasa lebih baik sipemuda itu mati saja dikuburan. Memang, kitapun mungkin sependapat dengan masyarkat pada umumnya bahwa seseorang yang sakit mental atau skizofrenia tidak ada masa depan yang ada hanya menjadi beban atau penyakit masyarakat sudah tidak ada harapan.


Tetapi pada suatu hari ketika Yesus dari Nazaret datang, keadaan menjadi berubah. Yesus membawa harapan baru bagi si pemuda. Si pemuda tidak meminta kesembuhan karena memang dia tidak mampu untuk memintanya, dan Yesus melakukan muzijat bukan atas permintaan si pemuda tetapi, Yesus melakukan muzijat atas dasar kasih dan kemurahannya terhadap sipemuda. Akhirnya sipemudah mengalami kesembuhan diblepaskan dari berbagai ikatan roh, dll.


Dari kisah diatas dapat kita pelajari bahwa di dalam Yesus selalu ada harapan sekalipun ada bebrbagai ksultan.

JANGAN PUTUS ASA !!!


Awal bulan Pebruari 2009 yang lalu sebuah stasiun tv menayangkan berita mengenai seorang gadis yang hendak bunuh diri. Si gadis nekad lompat dari sebuah gedung lantai enam. Namun masih untung seperti orang indonesia sering katakan karena ternyata sigadis tidak jadi mati berkat kesigapan para penolong. Pertanyaannya adalah, mengapa si gadis melakukan tindakan senekad itu ? Menurut laporan dari berbagai media masa yang meliput, sigadis melakukan tindakan tersebut karena di tekan oleh dua masalah, pertama diputus sama pacar, kedua kehilangan uang di kasir tempat sigadis bekerja. Dua masalah yang menekan membuat sigadis putus asa alias putus harap dan kehilangan akal sehat. Kalau seseorang sudah kehilangan harap ibarat sebuah rumah tanpa tiang, cepat atau lambat rumah itu akan ambruk.



Jumat, 27 Februari 2009

PRINSIP PERNIKAHAN KRISTEN

Pernikahan dalam pandangan Kristen bukanlah sekedar keinginan manusia. Tetapi pernikahan dalam pandangan Kristen adalah sebuah kehendak Tuhan. Dalam perjanjian Lama, Pernikahan merupakan lembaga pertama yang didirikan oleh Tuhan. Tuhanlah yang merancang pernikahan, Tuhanlah yang mempersatukan Adam dan Hawa sebagai satu keluarga. Mengutip pendapat John Stoot, “ Perkawinan bukanlah temuan manusia. Ajaran Krsiten tentang topik ini diawali dengan penegasan penuh kegembiraan bahwa perkawinan adalah gagasan Allah, bukan gagasan manusia… Perkawinan sudah ditetapkan Allah pada masa sebelum manusia jatuh kedalam dosa Hal yang sama dalam Perjanjian Baru, Yesus dan Paulus memandang pernikahan adalah sebuah lembaga yang sangat penting. Ketika pernikahan di kota Kana Yesus melakukan muzijat pertama walaupun waktunya belum tiba toh akhirnya Yesus melakukan juga karena Yesus memandang pernikahan adalah sesuatu yang sangat penting. Mengutip Yohanes 2:4 “Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba., Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu! “

Pernikahan Krsiten merupakan sebuah perjanjian (covenant). Perjanjian bukan sekedar janji antara manusia yang sering berubah. Janji dalam sebuah pernikahan melibatkan Allah, artinya suatu janji yang tidak bisa dibatalkan dan merupakan ikatan seumur hidup. Itu sebabnya dalam pernikahan Kristen pasangan yang menikah harus melibatkan Tuhan bahkan menjadikannya sebagai kepala sehingga komunikasi dalam keluarga bukan hanya dialog tetapi menjadi trialog. Jika dalam keluarga Allah dijadikan kepala maka Allah akan terus melakukan intervensi sehingga pasangan-pasangan yang menikah terus bertahan dalam satu keluarga yang utuh sekalipun dalam perjalanannya menghadapi banyak tantangan. Tetapi sebaliknya jika Pernikahan hanya dipandang sebagai keinginan manusia semata maka ikatan pernikahan sangat rapuh dan mudah putus.Itulah yang terjadi banyak pernikahan pada zaman modern ini, terlebih pasangan para selebritis. Dulu waktu menikah ditanya mengapa menikah jawabnya sangat ilahi, atas kehendak Tuhan. Ttapi setelah menikah mengalami masalah lalu bercerai, kemudian ditanya mengapa bercerai jawabannya kembali sangat ilahi, sudah kehendak Tuhan. Benarkah atas kehendak Tuhan bercerai, tentua tidak. Atau mungkin pernikahan dipandang sebagai sebuah janji ilahi tetapi jika dalam perjalanan rumah tangga tidak melibatkan Tuhan maka dapat dipastikan pernikahan itu menjadi sesuatu yang hambar dan bukan tidak mungkin suatu saat akan kandas ditengah jalan. Maka dari itu pernikah Krsiten bukanlah sekedar janji manusia tetapi sebuah jani ilahi.

Ketika Tuhan membangun sebuah keluarga tujuannya jelas, sebagaimana dicatat dalam kitab Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Tuhan ingin supaya dari keluarga-keluarga yang diberkati lahir keturunan-keturunan ilahi yang mempermuliakan Tuhan. Seperti yang dicatat dalam kitab Maleakhi 2:15 “Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.“ Allah Tritunggal pada awal penciptaan menyadari bahwa ada kemungkinan manusia akan jatuh kedalam dosa. Itu sebanya terjadi dialog, bagaimana seandainya manusia ciptaan kita jatuh kedalam dosa, padahal tujuan kita menciptakan manusia supaya menyembah kita. Maka dalam dialog itu sang Putera (Yesus ) disepakati akan turun kedunia untuk menyelamatkan dan ditetapkan bahwa keluarga Yusuf dan Maria akan menjadi keluarga Ysus.

Banyak orang terjebak dengan pandangan umum tentang tujuan pernikahan. Sudah menjadi pendapat semua orang bahwa tujuan pernikahan adalah supaya hidup menjadi lebih bahagia. Sehingga tidak jarang banyak orang akhirnya kecewa dengan pernikahannya karena ternyata dia tidak bahagia. Dan terjadinya banyak perceraian alasan utamanya adalah karena sudah tidak mendapat kebahagiaan lagi. Maka dari itu dimuali dari sini bahwa tujuan pernikahan bukanlah untuk mendapat kebahagiaan. Tetapi kebahagiaan merupakan akibat dari pernikahan yang mengalami pertumbuhan. Jika masing-masing pasangan bertumbuh maka implikasinya adalah mereka akan mendapatkan kebahagiaan. Maka tujuan pernikahan bukanlah kebahagiaan tetapi pertumbuhan

Pernikahan Kristen dirancang Tuhan monogame. Ketika Tuhan melihat Adam sendirian, Tuhan menciptakan Hawa sebagai pasangan Adam yang berperan sebagai penolong. Tuhan tidak menciptakan Hawa-hawa, tetapi hanya menciptakan satu Hawa. Maka dari itu pernikahan Kristen harus monogame. Memang dalam Perjanjian Lama banyak ditemukan terjadi praktek polygame, tetapi sesungguhnya itu bukanlah rancangan Tuhan. Dalam perjanjian Baru baik Yesus maupun Paulus sangat menekankan bahwa pernikahan yang dianjurkan adalah monogame. Mengutip tulisan Paulus “I Korintus 7:2 tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.” Dengan kata lain perkawinan yang melibatkan wanita/pria lebih dari satu adalah percabulan.


Keterbukaan Adalah Sebuah Kekuatan

Suatu hari di taman getsemani Yesus pernah berkata, “hatiku takut seperti mau mati rasanya”, kata-kata tersebut diucapkan oleh Yesus saat Dia sedang berada dalam satu situasi yang sangat berat yaitu antara hidup dan mati. Yesus bergumul, bahkan keringat-Nya seperti tetesan darah mungkin karena ada pembuluh darah yang pecah karena tingkat stress yang begitu tinggi Dia alami. .Kata kata “hatikut takut seperti mau mati rasanya” merupakan sebuah ungkapan jujur dari ruang hati Yesus yang terdalam. Yesus jujur dengan perasaan-Nya, Yesus terbuka dengan tiga orang murid-Nya. (Yohanes, Yakobus dan Petrus). Keterbukaan Yesus terhadap Tuhan dihadapan tiga orang murid-Nya berdampak positif terhadap kondisi jiwa Yesus. Yesus secara emosi lebih tenang, lebih siap dan lebih berani sekalipun harus menghadapi maut.
Ada banyak halangan seseorang menjadi terbuka. Ada kalanya orang takut terbuka karena ada perasaan malu, malu kalau orang tahu kelemahan saya. Terutama mereka yang memiliki jabatan atau status sosial yang agak lumayan. Ada orang tidak terbuka karena tidak memiliki orang yang dapat dia percayai. Dia takut kalau masalahnya akan menjadi konsumsi publik. Ada orang tidak terbuka karena merasa mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, dll. Apa pun alasannya, keterbukaan sangat penting dimiliki oleh setiap orang. Keterbukaan menjadikan seseorang tahan terhadap berbagai persoalan.

Kamis, 26 Februari 2009

Hidup Adalah Tantangan

Setiap manusia yang masih hidup di dunia tentu tidak lepas dari persoalan. Victor F, seorang psikolog aliran Humanistik berkata bahwa, persoalan memberi kontribusi untuk kedewasaan seseorang. Tetapi masalahnya setiap orang berbeda kekuatannya dalam menghadapi persoalan. Ada orang dengan dirinya sendiri mampu mengatasi masalahanya, tetapi ada juga orang yang membutuhkan pendapingan dari orang lain, apa lagi persoalannya tergolong berat. Berangkat dari pemikiran inilah maka saya terdorong untuk membuka blog LAYANAN KONSELING. Tujuannya adalah untuk menolong orang-orang membutuhkan dukungan disaat mereka

MEMBANGUN BANGUNAN ALLAH Ev. Hermanto Karokaro 1 Korintus 3:10-23 Dalam renungan sebelumnya kita telah belajar bahwa setiap orang p...